Subscribe:

Subscribe now!

Get our latest posts in your email for free.

Jumat, 22 Juni 2012

FILE ARSIP SKRIPSI : DOWNLOAD SKRIPSI PENDIDIKAN EKONOMI GRATIS | CONTOH KUMPULAN SKRIPSI LENGKAP SEMUA JURUSAN


DI BAWAH INI ADALAH BAB I DARI CONTOH KUMPULAN SKRIPSI LENGKAP PENDIDIKAN EKONOMI, UNTUK MENDAPATKAN JUDUL, TESIS, PROPOSAL, TUGAS AKHIR DAN SKRIPSI PENDIDIKAN EKONOMI LAINNYA BISA ANDA LIHAT DISINI 




BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
            Pendidikan mengembang suatu misi yang teramat penting yaitu membentuk manusia seutuhnya yang memiliki semangat kebangsaan cinta tanah air dan mampu mengisi partisipasi dalam pembangunan. Dalam era globalisasi ini semakin dirasakan betapa pentingnya pengembangan pendidikan, hal ini disebabkan karena banyaknya teknologi yang bermunculan atau pesatnya peradaban,  manusia tetap lebih banyak di sebabkan oleh bangsa Indonesia yaitu mewujudkan masyarakat modern yang berkepribadian yang adil dan makmur berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
            Untuk mewujudkan cita-cita itu maka usaha mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan semakin di galakkan, salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan sekarang ini adalah rendahnya mutu lulusan MAN. Diantara penanda lulusan mutu lembaga pendidikan dinyatakan dalam bentuk prestasi belajar. Proses belajar mengajar merupakan isi pokok pendidikan, oleh karena itu semua komponen yang ada dalam pendidikan harus di abadikan demi terciptanya proses belajar pada siswa.
1
 
            Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pengajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pengajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pengajaran, jenis tugas, dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pengajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
            Hamalik mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat mengakibatkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Di samping membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pengajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi. Sejalan dengan uraian ini, (Yunus, 1942:78) dalam bukunya Attarbiyatu watta’liim mengungkapkan sebagai berikut :
            Bahwasannya media pengajaran paling besar pengaruhnya bagi indera dan lebih dapat menjamin pemahaman….orang yang mendengarkan saja tidaklah sama tingkat pemahamannya dan lama bertahan apa yang dipahaminya dibandingkan dengan mereka yang melihat, atau melihat dan mendengarnya.

 Selanjutnya, (Ibrahim, 1946:432) menjelaskan betapa pentingnya media pengajaran karena :

Media pengajaran membawa dan membangkitkan rasa senang dan gembira bagi murid-murid dan memperbarui semangat mereka…membantu memantapkan pengetahuan pada benak para siswa serta menghidupkan pelajaran[1]
           
Media pengajaran, menurut Kemp & Daytori, dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu (1) memotivasi minat atau tindakan, (2) menyajikan informasi, dan (3) memberi instruksi. Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pengajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Hasil yang diharapkan adalah melahirkan minat dan merangsang para siswa atau pendengar untuk bertindak (turut memikul tanggung jawab, melayani secara sukarela, atau memberikan sumbangan material). Pencapaian tujuan ini akan mempengaruhi sikap, nilai, dan emosi.[2]
Dalam proses belajar mengajar seorang guru harus mempunyai kemampuan mengajar secara professional dan terampil dalam menggunakan metode dan media yang tepat dalam proses belajar mengajar. Seorang guru harus menguasai materi yang akan disampaikan dan juga harus pandai menciptakan situasi dan kondisi belajar mengajar yang menarik. Demikian juga peserta didik harus memiliki kemauan dan kemampuan belajar yang tinggi serta harus berperan aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar sehingga menjadi pribadi yang berkualitas.
           

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia, baik dalam bidang ekonomi, sosial, budaya maupun pendidikan. Oleh karena itu agar pendidikan tidak tertinggal dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi perlu adanya penyesuaian-penyesuaian, terutama yang berkaitan dengan faktor-faktor pembelajaran di sekolah. Salah satu faktor tersebut adalah media pembelajaran yang perlu dipelajari dan dikuasai oleh guru, sehingga mereka dapat menyampaikan materi pelajaran kepada siswa secara baik dan mudah dipahami.
            Ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama dibidang informasi dan telekomunikasi. Dengan munculnya berbagai alat informasi dan komunikasi, kita dapat mengetahui kejadian atau peristiwa disuatu daerah atau Negara pada saat kejadian itu berlangsung. Pada satu sisi, ilmu pengetahuan dapat menghasilkan teknologi dan pada sisi yang lain pengetahuan dapat diserap melalui hasil teknologi. Tidak dapat dipungkiri, munculnya berbagai alat informasi dan komunikasi telah banyak membantu proses pendidikan. Ini terbukti sekarang ini dalam proses belajar mengajar seorang guru sering menggunakan media seperti komputer, tape rekorder, overhead projector dan lain-lain.
Dalam dunia pendidikan perangkat elektronik dapat dijadikan sebagai media yang dapat mempermudah dan mempercepat proses penyampaian materi pendidikan. Kemajuan dunia yang cepat dan pesat telah memuat agar bagaimana kita dapat mengakses ilmu pengetahuan sebanyak mungkin dengan cepat dan akurat.
            Dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas, lembaga pendidikan berusaha meningkatkan kualitas dan proses hasil pembelajaran. Usaha-usaha dalam meningkatkan kualitas pembelajaran antara lain mengembangakan media pembelajaran, menerapkan media pembelajaran, serta memilih dan menetapkan jenis media pembelajaran yang akan digunakan. Pengembangan dan penerapan media pembelajaran diharapkan dapat memberikan motivasi belajar terhadap siswa sehingga berdampak pula pada prestasi belajarnya.
            Berkaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi lembaga pendidikan harus mampu menerapkan media pendidikan yang sudah ada. Media pendidikan yang diterapkan oleh lembaga pendidikan sekarang ini belum di daya gunakan secara optimal, melihat kenyataan yang ada dilapangan guru jarang sekali menggunakan media pendidikan dalam proses belajar mengajar di kelas, guru lebih sering menggunakan metode ceramah.
            Dalam proses belajar mengajar di kelas yang hanya menggunakan metode ceramah dan guru sebagai satu-satunya sumber belajar tanpa adanya media, maka komunikasi antara guru dan siswa tidak akan berjalan secara lancar. Hal ini terkait dengan permasalahan dalam proses belajar mengajar. Permasalahan yang dihadapi suasana kelas ramai, penjelasan guru membosankan, siswa kesulitan memahami pesan-pesan verbal, materi cenderung bersifat umum, dan kadang-kadang penyampaian guru terlalu cepat.
Sering kita jumpai banyak siswa merasa enggan menerima pelajaran dari seorang guru, karena merasa bosan. Dan tidak sedikit siswa mengeluh dengan mata pelajaran ekonomi, mereka merasa bahwa ilmu ekonomi merupakan pelajaran yang sangat sulit dan tidak disukai, karena pelajaran ekonomi tidak hanya menghitung dan menghafal, tetapi harus faham dengan sesuatu yang dipelajari.
Oleh karena itu proses belajar mengajar seharusnya melibatkan peran suatu siswa dalam menggali potensi belajar siswa dengan cara menggunakan metode Inquiry dengan media VCD. Karena metode Inquiry dengan media VCD sebagai perantara penyampaian pesan untuk dikembangkan dan didayagunakan seoptimal mungkin. Karena metode dengan media merupakan wadah yang dapat menyalurkan pesan yang oleh sumber pesan atau pemberi pesan ingin diteruskan atau disampaikan kepada penerima pesan. Dalam penyampaian pesan pembelajaran, guru tentunya menginginkan agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan jelas, mudah dimengerti siswa, konkrit dan tahan lama dalam ingatan siswa
Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan oleh Puji. B mengenai penerapan metode inquiry menunjukkan bahwa, selama proses pembelajaran berlangsung dalam penerapannya, budi membagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok satu dan kelompok dua, dimana pembelajaran siswa kelompok satu beraktifitas dengan baik. Siswa kelompok satu menyenangi kegiatan yang memerlukan interaksi antara siswa dengan siswa dan juga antara siswa dengan guru. Dengan demikian maka belajar dengan metode inquiry dapat digunakan pada kelompok satu, dengan catatan bahwa waktu yang dibutuhkan tidak sedikit. Selama proses pembelajaran siswa kelompok dua kurang beraktivitas dengan baik, siswa kelompok dua lebih senang bekerja sendiri-sendiri. Dengan demikian maka belajar dengan metode inquiry kurang tepat diterapkan pada siswa kelompok dua, meski demikian tidak berarti metode inquiry tidak boleh diterapkan pada siswa kelompok dua, karena terdapat segi positif yang timbul pada siswa kelompok dua, selama belajar dengan menggunakan metode inquiry yaitu dapat menimbulkan keberanian dalam bertanya dan mengemukakan pendapat.
  Sebagaimana hasil pengembangan media VCD pembelajaran yang dilakukan oleh Ari. P ini memenuhi kriteria valid, karena setelah dilakukan penelitian tentang penerapan media VCD, untuk ahli media memperoleh hasil 81%, untuk ahli materi mempunyai hasil 85%, untuk audien perorangan mempunyai hasil 90%, dan untuk audien kelompok kecil memperoleh hasil 92%, sedangkan untuk menguji hipotesis Ho ditolak menggunakan rumus uji t (tabel) dalam uji t menunjukkan bahwa hasil t hitung = 2,34 bila dikonsultasikan dengan harga t tabel pada taraf signifikan 0,05 = 2,024, maka t hitung > t tabel. Dengan demikian Ho ditolak karena ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa kelompok eksperimen (siswa yang menggunakan media VCD pembelajaran). Artinya siswa yang menggunakan media VCD pembelajaran hasil post tesnya lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang tidak menggunakan media VCD pembelajaran.
Oleh karena itu dengan menggunakan metode dan media pembelajaran siswa dapat memperoleh pengalaman belajar secara langsung, sehingga siswa mampu memahami teori dan konsep dan pembelajaran akan lebih menarik sehingga siswa termotivasi untuk belajar
Berdasarkan latar belakang diatas, maka hal itu menjadi suatu alasan yang sangat tepat bagi penulis untuk mengangkat permasalahan tersebut dalam sebuah tulisan skripsi yang berjudul Penerapan Metode Inquiry Dengan Media VCD Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Ekonomi Di MAN Malang I”

B. Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan metode Inquiry dengan media VCD dalam meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran ekonomi di MAN Malang I?
2. Bagaimana persepsi siswa terhadap penerapan metode Inquiry dengan media VCD dalam meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran ekonomi di MAN Malang I?
3. Apa kendala-kendala yang ditemui dalam penerapan metode Inquiry dengan media VCD dalam meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran ekonomi di MAN Malang I?
4. Bagaimana solusi untuk mengatasi kendala-kendala yang ditemui dalam penerapan metode Inquiry dengan media VCD dalam meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran ekonomi di MAN Malang I?

C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
            Mengacu pada rumusan masalah di atas, Maka penelitian ini bertujuan untuk :
a. Mengetahui bagaiman penerapan metode Inquiry dengan media VCD dalam meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran ekonomi di MAN Malang I.
b. Mengetahui bagaimana persepsi siswa terhadap penerapan metode Inquiry dengan  media VCD dalam meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran ekonomi di MAN Malang I.
c. Mengetahui adakah kendala-kendala yang ditemui dalam penerapan metode Inquiry dengan media VCD dalam meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran ekonomi di MAN Malang I.
d. Mengetahui bagaimana solusi untuk mengatasi kendala-kendala yang ditemui dalam penerapan metode Inquiry dengan media VCD dalam meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran ekonomi di MAN  Malang I.
2. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan berguna bagi dunia pendidikan umumnya dan secara teknis juga berguna bagi :
a. Bagi peneliti.
    Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keintelektual sehingga peneliti ini bisa digunakan sebagai wahana untuk mengkaji secara ilmiah tentang bagaimana mengupayakan penggunaan metode dengan media pembelajaran dalam proses kegiatan belajar mengajar dan nantinya dapat diterapkan ketika bekerja dilapangan (sebagai tenaga pengajar)
b. Bagi lembaga yang terkait.
    Dari penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan untuk menentukan dasar kebijaksanaan dalam upaya meningkatkan prestasi siswa.
c. Bagi institusi pendidikan.
    Dari penelitian ini mudah-mudahan dapat memberikan sumbangan pengetahuan untuk memperkaya khususnya dalam bidang pengajaran.
d. Bagi guru.
    Sebagai masukan untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan metode dengan media yang sesuai dengan bidang studi ekonomi kepada siswa.




D.  Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
1. Ruang Lingkup Penelitian
Sesuai dengan judul yang penulis angkat, dan untuk menjaga kemungkinan adanya kekaburan pemahaman terhadap judul ini, maka perlu kiranya penulis kemukakan ruang lingkup penelitian ini dimaksudkan untuk membatasi permasalahan yang diteliti sehingga penelitian yang dilakukan tidak akan menyimpang dari tujuan, ruang lingkup penelitian ini.
Penelitian ini berjudul “Penerapan Metode Inquiry Dengan Media VCD Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Ekonomi“ dari Kelas XI MAN Malang I. Ada tiga variabel yang termaktub dalam judul di atas, yaitu metode dan media pembelajaran ekonomi sebagai variabel bebas dan prestasi belajar ekonomi sebagai variabel terikat.
2.      Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan masalah penelitian ini adalah hal-hal yang membatasi masalah yang berhubungan dengan penelitian, untuk lebih jelasnya mengenai keterbatasan dalam penelitian ini akan penulis rinci sebagai berikut :
a.       Penelitian ini dilakukan pada tahun pelajaran 2006-2007 dengan demikian data yang diperoleh juga merupakan cerminan keadaan pada saat penelitian dilakukan. Jika dilaksanakan pada waktu yang lain dimana kondisi sudah berubah, kemungkinan juga berubah pula hasilnya.
b.      Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah metode Inquiry (pemecahan maslaah).
c.       Media pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah media VCD.
E. Definisi Operasional
            Istilah operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Metode Inquiry merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar di depan kelas. Adapun pelaksanaannya sebagai berikut: guru membagi tugas meneliti suatu masalah ke kelas. Siswa di bagi menjadi kelompok, dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan. 
2. Media VCD pembelajaran Menurut Brown adalah suatu media pada program distribusi atau produksi untuk program master yang dibuat dalam bentuk film atau video tape dan dipindahkan atau ditransfer pada disc atau potongan plastik melalui proses yang tepat, yang dibentuk seperti piringan hitam.
3. Yang dimaksud dengan prestasi belajar dalam penelitian ini adalah nilai raport siswa kelas XI MAN Malang I.

F.  Sistematika Pembahasan
            Sistematika akan mempermudah pembahasan dan pemberian gambaran pemikiran terhadap maksud yang terkandung. Adapun sistematika pembahasan dalam skripsi ini dapat dijelaskan bahwa dalam :
Bab I : Pendahuluan
Dalam pendahuluan ini penulis mengulaskan Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Ruang lingkup dan Keterbatasan Penelitian, Definisi Operasional, dan Sistematika Pembahasan.

Bab II : Kajian Pustaka
Merupakan kajian teoritis yang akan membahas tentang berbagai teori yang berkaitan dengan rumuskan penelitian diatas yaitu tentang penerapan metode inquiry dengan media VCD dalam meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran ekonomi
Bab III : Metode Penelitian
Bab ini berisi metode-metode yang sesuai yang digunakan penulis untuk memperoleh data dan informasi yang lengkap dan valid.
Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan
Dalam bab ini berisi kajian empiris yang menyajikan hasil penelitian lapangan pada pembahasan ini akan terlihat realita yang sebenarnya nanti akan dipadukan dengan teori yang ada.
Bab V : Penutup
Pada akhir pembahasan skripsi ini penulis mengemukakan kesimpulan hasil penelitian dan saran yang berkaitan dengan realitas hasil penelitian dan keberhasilan dan pencapaian tujuan yang diharapkan.


 
BAB II
KAJIAN TEORI

A.    Kajian Tentang Metode Inquiry dan Media VCD
1.      Pengertian Metode Inquiry
Metode Inquiry adalah cara penyampaian bahan pengajaran dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar mengembangkan potensi intelektualnya dalam jalinan kegiatan yang disusunnya sendiri untuk menemukan sesuatu sebagai jawaban yang meyakinkan terhadap permasalahan yang dihadapkan kepadanya melalui proses pelacakan data dan informasi serta pemikiran yang logis, kritis dan sistematis.[3]
Metode Inquiry istilah dalam bahasa inggris, ini merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar di depan kelas. Adapun pelaksanaannya sebagai berikut: guru membagi tugas meneliti suatu masalah ke kelas. Siswa di bagi menjadi kelompok, dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan.[4]
Metode ini berasal dari John Dewey, maksud utama metode ini adalah memberikan latihan kepada murid dalam berfikir. Metode ini dapat menghindarkan untuk membuat kesimpulan tergesa-gesa, menimbang-nimbang kemungkinan pemecahan, dan menangguhkan pengambilan keputusan sampai terdapat bukti-bukti yang cukup.[5]
Metode inquiry ini merupakan suatu metode yang merangsang murid untuk berfikir, menganalisa suatu persoalan sehingga menemukan pemecahannya. Dalam bahasa inggrisnya disebut problem solving method. Metode ini membina kecakapan untuk melihat alasan-alasan yang tepat dari suatu persoalan, sehingga pada akhirnya dapat ditemukan bagaimana cara penyelesaiannya. Metode inipun adalah metode yang membina murid untuk dapat berfikir ilmiah, yaitu cara berfikir yang mengikuti jenjang-jenjang tertentu di alam penyelesaiannya. Kemampuan untuk memperoleh tilikan dapat dilatih dan dikembangkan dengan metode mengajar semacam ini.[6]
Metode inquiry juga dikembangkan oleh Suchman untuk mengajar siswa memahami proses penelitian.[7] Suchman tertarik untuk membantu siswa melakukan penelitian secara mandiri dan disiplin. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa anak-anak selalu memiliki rasa ingin tau. Suchman menginginkan siswa mempertanyakan mengapa suatu peristiwa terjadi dan menelitinya dengan cara mengumpulkan dan mengolah data secara logis. Dengan demikian maka metode inquiry akan memperkuat dorongan alami untuk melakukan eksplorasi dengan semangat besar dan dengan penuh kesungguhan.

Metode ini menuntut kemampuan untuk dapat melihat sebab akibat atau relasi-relasi diantara berbagai data, sehingga pada akhirnya dapat menemukan kunci pembuka masalahnya. Kegiatan semacam ini merupakan ciri yang khas dari pada suatu kegiatan inteligensi. Metode ini mengembangkan kemampuan berfikir yang dipupuk dengan adanya kesempatan untuk mengobservasi problema, mengumpulkan data, menganalisa data, menyusun suatu hipotesa, mencari hubungan (data) yang hilang dari data yang telah terkumpul untuk kemudian menarik kesimpulan yang merupakan hasil pemecahan masalah tersebut. Cara berfikir semacam itu lazim disebut cara berfikir ilmiah. Cara berfikir yang menghasilkan suatu kesimpulan atau keputusan yang diyakini kebenarannya karena seluruh proses pemecahan masalah itu telah di ikuti dan dikontrol dari data yang pertama yang berhasil dikumpulkan dan di analisa sampai kepada kesimpulan yang ditarik atau ditetapkan. Cara berfikir semacam itu benar-benar dapat dikembangkan dengan menggunakan metode pemecahan masalah.[8]
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa metode inquiry adalah metode mengajar yang memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan sendiri pengetahuan yang sebelumnya belum mereka ketahui. Sedangkan tujuan dari metode inquiry ini adalah untuk membantu siswa dalam mengembangkan intelektual dan ketrampilannya yang timbul dari pertanyaan-pertanyaan dan menyelidikinya untuk mendapatkan jawaban sesuai dengan keingintahuan mereka.[9]

Meski awalnya metode inquiry dikembangkan untuk ilmu alam, namun prosedur inquiry bisa diterapkan pada semua topik yang dapat diformulasikan menjadi situasi yang penuh dengan pertanyaan. Dari situasi yang penuh dengan pertanyaan akan menimbulkan konfrontasi intelektual yang pada akhirnya mendorong terciptanya inquiry. Dengan metode inquiry siswa dikondisikan untuk berpikir secara kritis dan kreatif serta untuk mendorong kesimpulanya sendiri yang didasarkan atas observasi yang mereka lakukan.
Dalam penelitian ini model inquiry yang dipakai adalah model inquiry yang dikembangkan oleh Suchman. Model inquiry ini dimulai dengan menyajikan situasi yang penuh dengan pertanyaan. Setelah situasi tersebut disajikan pada siswa, kemudian para siswa diberitahu bahwa mereka perlu mengupas beberapa aspek dari situasi itu, misalnya mengenai sifat dan definisi. Pada saat seperti ini siswa diperbolehkan untuk bertanya itu dijawab oleh guru hanya dengan kata “ya” atau “tidak”. Langkah terakhir siswa diharapkan dapat menyimpulkan sendiri jawaban masalah yang diajukan.
2.      Langkah-Langkah Metode Inquiry.
Langkah-langkah selengkapnya model inquiry adalah sebagai berikut :[10]
Langkah pertama :   Menyajikan masalah
Menjelaskan prosedur penelitian
                                 Menyajikan situasi yang bertentangan atau berbeda


Langkah kedua    :   Mengumpulkan dan mengkaji data
                                 Memeriksa hakikat obyek dan kondisi yang dihadapi                                                Memeriksa hal-hal yang terjadi pada masalah
Langkah ketiga    :   Mengkaji data dan eksperimentasi
                                 Mengisolasi variabel yang sesuai
                                 Merumuskan hipotesis dan mengujinya
Langkah keempat:   Mengorganisasikan, merumuskan kesimpulan
                                 Menarik kesimpulan
Langkah kelima  :    Menganalisis proses inquiry
                                 Menganalisis prosedur inquiry dan mengembangkan prosedur yang lebih efektif
            Prinsip dan norma yang dikandung dalam metode inquiry adalah kerja sama, kebebasan intelektual, dan kesamaan derajat Selanjutnya menyatakan bahwa selama proses inquiry siswa saling berinteraksi dengan siswa lain dan juga dengan gurunya.[11]
Di sisi lain ketepatan belajar dalam metode inquiry berkenaan dengan efektivitas dan efisiensi.efektivitas berkenaan dengan tujuan yang hendak dicapai, sedang efisiensi berkenaan dengan ketepatan waktu dan kemudahan dalam pelaksanaan.


            Dari uraian diatas maka untuk melihat efektivitas metode inquiry dilakukan evaluasi berdasarkan aktifitas siswa selama melakukan proses inquiry. Aktifitas siswa ini meliputi ketertarikan, kesungguhan, antusiasme, berani mengemukakan pendapat baik pada guru ataupun siswa, menghargai pendapat siswa lain serta keceriaan. Aktifitas ini diamati pada setiap langkah dari model inquiry.
Metode pemecahan masalah juga dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a.       Pengenalan kesulitan (Masalah)
b.      Pendefinisian masalah
c.       Saran-saran mengenai berbagai kemungkinan pemecahan
d.      Pengujian hipotesis
e.       Memverifikasi kesimpulan.[12]
            Agar pembelajaran dengan metode inquiry dapat berjalan lancar, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.        Interaksi guru dengan siswa
Guru mengontrol interaksi dalam kelas serta mengarahkan prosedur inquiry. Dalam proses ini diperlukan kerja sama antara guru dengan siswa, dan antara siswa dengan siswa. Siswa diberikan kebebasan dalam mengemukakan pendapat atau dalam mengajukan pertanyaan.


b.      Peran guru
Dalam metode inquiry guru berperan sebagai fasilitator, motivator, dan informan. Sebagai fasilitator, guru menyediakan fasilitas yang diperlukan oleh siswa dan menciptakan kondisi yang kondusif. Sebagai motivator, guru berperan mendorong siswa agar senantiasa giat dalam melakukan kegiatan dengan memberikan pertanyaan atau tanggapan yang bersifat memacu dan mengarahkan siswa. Sedangkan sebagai informan, guru berperan sebagai sumber informasi bagi siswa akan tetapi dalam hal ini guru tidak memberikan informasi langsung.
3.      Tujuan  Metode Inquiry
Tujuan utama dari pada penggunaan metode inquiry (pemecahan masalah) adalah mengembangkan kemampuan berfikir, terutama di dalam mencari sebab akibat dan tujuan suatu masalah. Metode ini melatih murid-murid dalam cara-cara mendekati dan cara-cara mengambil langkah-langkah bila akan memecahkan suatu masalah yaitu dengan memberikan kepada murid pengetahuan kecakapan praktis yang bernilai/bermanfaat bagi keperluan hidup sehari-hari. Metode ini memberikan dasar-dasar pengalaman yang praktis mengenai bagaimana cara-cara memecahkan suatu masalah dan kecakapan ini dapat diterapkan bagi keperluan menghadapi masalah-masalah lainnya di dalam masyarakat.
Mengingat tujuan tersebut di atas, maka pemecahan suatu masalah jangan di ajarkan sebagai pengetahuan saja, melainkan harus menjadi alat bagi murid untuk selanjutnya dapat memecahkan sendiri segala macam masalah yang mungkin akan dijumpainya, sekarang maupun kelak, disekolah, dirumah maupun di masyarakat.
Tujuan-tujuan lainya selain dari tujuan utama yang telah disebutkan di atas yaitu :
1.      Belajar bagaimana bertindak di dalam suatu situasi baru.
2.      Belajar bagaimana caranya keluar dari situasi yang sulit.
3.      Belajar bagaimana cara mempertimbangkan suatu keputusan.
4.      Belajar bagaimana caranya membatasi suatau persoalan.
5.      Belajar bagaimana caranya menemukan pemecahan-pemecahan.
6.      Belajar menyadari bahwa setiap masalah pasti ada cara tertentu untuk memecahkannya.
7.      Belajar meneliti suatu masalah dari semua sudut pemecahan.
8.      Belajar bekerja secara sistematis diwaktu memecahkan suatu masalah.
9.      Belajar menguji kebenaran suatu keputusan yang telah ditetapkan.[13]
4.      Pengertian Media VCD Pembelajaran
Media berasal dari kata “Medium”,  yang berasal dari bahasa latin “Medium” yang berarti “tengah” atau “sedang”. Pengertian media ini mengarah pada sesuatu yang menjadi penghantar untuk meneruskan suatu informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi.
Media merupakan suatu wadah atau sarana dalam menyampaikan suatu informasi dari pengirim kepada penerima. Media adalah segala bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam suatu proses penyajian informasi.[14]


Banyak batasan-batasan yang diberikan dalam memberikan pengertian media. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan atau Association of Education and Communication Technology (AECT) membatasi media sebagai saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi. Batasan yang lain juga diberikan oleh Asosiasi pendidikan Nasional atau Education Association (NEA) yang membatasi media merupakan bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun Audio-Visual serta peralatannya serta media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat didengar, dilihat dan dibaca.[15]
Beberapa ahli telah memberikan batasan mengenai pengertian media, yaitu antara lain :
Ø  Hamalik menyatakan bahwa media pendidikan adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran disekolah.[16]
Ø  Danim menyatakan bahwa media pendidikan merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa dengan peserta didik.[17]
Ø  Wildbur schraman menyebutkan bahwa media adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan instruksional.
Ø  Lislie. J. Briggs menjelaskan bahwa media adalah sarana fisik untuk menyampaikan materi atau isi pengajaran, seperti buku, film, slide dan lain-lain.[18]
Ø  Heinich dkk mengatakan bahwa medium sebagai perantara mengantarkan informasi antara sumber dan penerima pesan.[19]
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1.            Media merupakan wadah atau perantara pesan yang oleh sumber pesan atau pengaruhnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan.
2.            Materi yang ingin disampaikan adalah pesan instruksional.
3.            Tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar pada penerima pesan (anak didik).[20]
Sebelum istilah media digunakan dan popular, dalam dunia pendidikan sudah berkembang kata atau istilah yang bermakna sama yang sudah digunakan. Pertama dipakai istilah “alat peraga” kemudian “Audio Visual Aids”, kemudian selanjutnya disebut “Instrucsional Materials” yang akhirnya sekarang ini digunakan adalah “Media Pembelajaran”. Gagne dan Brings.[21]mengatakan bahwa media pembelajaran adalah alat secara fisik untuk menyampaikan isi pengajaran.


Salah satu media Audio-Visual adalah media VCD pembelajaran Menurut Brown adalah suatu media pada program distribusi atau produksi untuk program master yang dibuat dalam bentuk film atau video tape dan dipindahkan atau ditransfer pada disc atau potongan plastik melalui proses yang tepat, yang dibentuk seperti piringan hitam.[22]
Selain itu Heinich, juga mengemukakan pengertian VCD adalah sebuah disc plastik yang digunakan untuk merekam suara, gambar, dan bahkan simbol atau lambing, dan juga suara dan gambar tersebut bisa ditayangkan atau ditampilkan kembali melalui VCD player dan monitor televisi.[23] Begitu juga dengan Locatis mengemukakan pengertian VCD adalah suatu benda yang diformat untuk program televisi, yang fungsinya bisa merekam dan menampilkan informasi dalam bentuk audio visual.[24]
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa media VCD pembelajaran adalah media berbentuk piringan lengkap audio visual yang berisikan materi pelajaran serta dimasuki dengan suara narator yang berguna untuk menjelaskan objek yang telah divisualkan, biasanya mempunyai diameter 12 cm. sehingga manfaat VCD pembelajaran adalah sangat membantu guru dalam penyampaian ide-ide atau gagasan materi pelajaran yang diinformasikan kepada siswa dan antara guru dengan siswa memiliki persamaan persepsi.
Jadi, media merupakan suatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada siswa. Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan siswa untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Media dapat berupa manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan. Keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini guru, buku teks dan lingkungan sekolah juga merupakan media.
5.  Langkah-langkah media VCD
Pemanfaatan media VCD pembelajaran ekonomi ini, juga mengacu pada prosedur pemanfaatan media pembelajaran yang dikemukakan oleh Abidin yaitu:[25]
1.      Langkah persiapan
Langkah persiapan dalam pemanfaatan media pembelajaran diarahkan untuk menciptakan terjadinya interaksi antara subyek didik dengan media pembelajaran, yaitu segala kegiatan dan cara yang perlu dilakukan guru baik berhubungan dengan dirinya sendiri, siswa, bahan dan alat serta lingkungan agar nantinya siap untuk menciptakn terjadinya interaksi yang optimal sehingga mendukung kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat berupa : (1) mempelajari petunjuk pemanfaatan dan  bahan penyerta bagi guru atau siswa yang menempuh pembelajaran individual, (2) mempelajari tujuan pembelajaran khusus terutama yang berkaitan dengan kemampuan dan isi yang perlu disampaikan, (3) meempersiapkan dan menguasai materi yang akan disampaikan, (4) mencatat hal-hal yang pokok yang perlu diperhatikan, (5) mempelajari urutan dan hubungan antara materi satu dengan materi lain, (6) menugaskan kepada siswa untuk membaca, merangkum, mengobservasi, menginterview, atau tugas lainnya sehubungan dengan pembelajaran yang akan dibahas.
2.      Langkah Pelaksanaan
Tingkat ini merupakan tindak lanjut dari segala sesuatu yang dipersiapkan pada langkah persiapan termasuk kegiatan yang telah ditetapkan dalam petunjuk pemanfaatan yang intinya merealisasikan terjadinya interaksi antara siswa dengan media dalam mencapai setiap tujuan pembelajaran yang sesuai dengan pola, prosedur, dan strategi pembelajaran yang dipakai serta menerapkan prinsip-prinsip belajar siswa aktif, pemberian motivasi dan lain-lain. Sedangkan kegiatan ini dapat berupa : (1) mengkaitkan pelajaran yang lalu dengan yang akan dipelajari dengan berbagai teknik penggunaan media, (2) menyampaikan topik dan tujuan serta manfaat atau pentingnya topik yang akan dipelajari dengan sedapat mungkin dimediakan, (3) diusahakan selalu dimonitor pemahaman mereka akan materi yang dipelajari melalui media  dengan tanya jawab atau cara lain, (4) atau penyampaian permasalahan melalui media kemudian dibahas bersama, (5) dapat juga media dipakai sebagai bahan akhir untuk mencocokkan pemahaman atau persepsi mereka, (6) menutup pelajaran dengan cara merangkum, menyimpulkan menunjukkan urutan keterhubungan materi satu dengan yang lain melalui media.
3.      Langkah Tindak Lanjut
Langkah tindak lanjut dalam pemanfaatan media pembelajaran ini dimaksudkan untuk menjajaki apakah tujuan pembelajaran telah tercapai. Juga dimaksudkan untuk pemantapan, pendalaman, dan mendapat balikan dari materi yang telah disajikan melalui media. Termasuk juga dalam kegiatan ini adalah mengadakan perbaikan atau remediasi bagi yang mengalami kesulitan dan memberikan pengayaan bagi mereka yang telah mencapai dengan baik, sekaligus mendapatkan informasi masukan untuk perbaikan penggunaan media pembelajaran bila perlu diulangi pemanfaatannya. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain yaitu : (1) mengadakan tes untuk mengetahui seberapa banyak tujuan pembelajaran yang dicapai, (2) meminta masukan dari berbagai pihak tentang komponen dan prosedur pemanfaatan media melalui angket atau wawancara, (3) memberikan tugas untuk mendiskusikan, mengadakan observasi menyimpulkan, melaporkan atau tugas-tugas lain untuk pendalaman atau pemantapan materi yang disajikan, (4) mengadakan balikan terhadap kegiatan pembelajaran yang telah diikuti, (5) mengadakan remediasi terhadap mereka yang mengalami kesulitan dengan pemanfaatan media yang sama atau yang telah dipersiapkan khusus untuk kegiatan remedi.

6.      Manfaat Media VCD
Adapun manfaat media VCD pembelajaran ekonomi adalah:
1.      Guru lebih mudah menyampaikan materi pembelajaran ekonomi tentang kegiatan ekonomi, karena media VCD pembelajaran mampu menyajikan gambar bergerak dan bersuara (audio visual) sehingga siswa akan lebih cepat menerima pesan dan merangsang untuk belajar.
2.      Media pembelajaran ekonomi pada pokok bahasan pendapatan nasional  disampaikan melalui VCD pembelajaran akan lebih efektif dibandingakan dengan menggunakan contoh atau media benda sebenarnya, karena menggunakan contoh atau media benda sebenarnya terlalu sulit dan rumit. Melalui media VCD pembelajaran contoh gerakan-gerakan dapat disajikan dengan cepat dan mudah diulang dan di “pause” sesuai dengan kebutuhan.
3.      Siswa lebih termotivasi dan terhibur dalam menerima materi pelajaran yang disampaikan melalui media VCD pembelajaran, sehingga lebih mudah dalam memahami materi tentang kegiatan ekonomi.

B. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah serangkaian kalimat yang terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar, dimana kedua kata tersebut saling berkaitan dan diantara keduanya mempunyai pengertian yang berbeda. Oleh sebab itu, sebelum mengulas lebih dalam tentang prestasi belajar, terlebih dahulu kita telusuri kata tersebut satu persatu untuk mengetahui apa pengertian prestasi belajar itu. Menurut Djamarah prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok.[26]
Prestasi itu tidak mungkin diacapai atau dihasilkan oleh seseorang selama ia tidak melakukan kegiatan dengan sungguh-sungguh atau dengan perjuangan yang gigih. Dalam kenyataannya untuk mendapatkan prestasi tidak semudah membalikkan telapak tangan, tetapi harus penuh perjuangan dan berbagai rintangan dan hambatan yang harus dihadapi untuk mencapainya. Hanya dengan keuletan, kegigihan dan optimisme prestasi itu dapat tercapai.
Para ahli memberikan interpretasi yang berbeda tentang prestasi belajar, sesuai dari sudut pandang mana mereka menyorotinya. Namun secara umum mereka sepakat bahwa prestasi belajar adalah “hasil” dari suatu kegiatan Wjs. Poerwadarminta berpendapat bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakuakan, dikerjakan dan sebagainnya), sedangkan menurut Mas’ud Hasan Abdul Qohar berpendapat bahwa prestasi adalah apa yang telah diciptakan, hasil pekerjaan yang menyenangkan hati yang memperolehnya dengan jalan keuletan, sementara Nasrun Harahap mengemukakan bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.


Dari beberapa definisi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati, yang memperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individu maupun kelompok dalam bidang tertentu.[27]
Sementara belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang berkat pengalaman dan pelatihan, dimana penyaluran dan pelatihan itu terjadi melalui interaksi antara individu dan lingkungannya, baik lingkungan alamiah maupun limgkungan sosial.[28] Menurut Sardiman A.M belajar sebagai rangkaian kegiatan jiwa-raga, psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.[29]
Menurut Gagne belajar adalah seperangkat proses kognitif yang merubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan tentang informasi menjadi kapabilitas baru.[30] Belajar merupakan kegiatan yang kompleks dan hasil dari belajar itu dapat berupa kapabilitas baru. Artinya, setelah seseorang belajar maka ia akan mempunyai keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai sebagai akibat dari proses belajar tersebut. Timbulmya kapabilitas tersebut adalah stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh orang yang belajar.
Menurut Hilgard dan Bower belajar berhubungan dengan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamanya yang berulang-ulang dalam situasi tertentu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang.
Gagne, dalam buku The Conditions of Learning menyatakan bahwa: “Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu kewaktu sesudah ia mengalami situasi tadi.”
Menurut Morgan belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan dan pengalaman. Witherington juga mengemukakan belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian.
Dari definisi diatas, dapat dikemukakan adanya beberapa elemen penting yang mencirikan pengertian tentang belajar, yaitu bahwa:
      Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah pada perubahan tingkah laku yang lebih baik, tetapi ada juga kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.
      Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalaui latihan atau pengalaman dan perubahan itu relatif menetap.
      Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis.
Hakekat belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dengan berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah lakunya, keterampilan, kecakapan dan kemampuannya, dan aspek-aspek lain yang ada pada individu tersebut.
Setelah menelusuri definisi dari prestasi dan belajar, maka dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas. Sedangkan belajar adalah suatu proses yang mengakibatkan adanya perubahan dalan diri individu, yaitu perubahan tingkah laku. Dengan demikian, prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.[31]
2. Prinsip-Prinsip Belajar
Salah satu tugas guru adalah mengajar, dalam kegiatan mengajar ini tentu saja tidak bisa dilakukan dengan sembarangan, tetapi harus menggunakan teori dan prinsip-prinsip tertentu agar bisa bertindak dengan tepat. Oleh karenanya, sebagai guru perlu mempelajari teori dan prinsip-prinsip belajar yang dapat membimbing aktivitas dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Dalam melaksanakan pembelajaran, pengetahuan tentang teori dan prinsip-prinsip belajar dapat membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat, guru dapat terhindar dari tindakan-tindakan yang kelihatannya baik tapi nyatanya tidak berhasil meningkatkan proses belajar siswa. Adapun prinsip-prinsip belajar adalah sebagai berikut:
a). Prinsip Kesiapan
Proses belajar sangat dipengaruhi oleh siswa sebagai subyek dalam kegiatan belajar. Kesiapan belajar adalah kondisi fisik-psikis individu yang memungkinkan siswa dapat melakukan belajar. kesiapan belajar adalah kematangan dan pertumbuhan fisik, psikis, intelegensi, latar belakang pengalaman, hasil belajar yang baku, motivasi, persepsi dan faktor-faktor lain yang memungkinkan seseorang dapat belajar.
Prinsip kesiapan ini mengacu pada “Law of Readiness” nya Thordike, yaitu:
1). Jika suatu kegiatan telah siap untuk dikerjakan, maka kegiatan tersebut akan membawa kepuasan, sedangkan apabila tidak dikerjakan akan terdesak oleh perbuatan-perbuatan lain yang mengikutinya.
2). Untuk suatu kegiatan yang telah siap dan tidak dikerjakan, maka akan menimbulkan ketidakpuasan.




3). Apabila suatu kegiatan belum siap tetapi dipaksakan untuk berbuat atau bertindak, maka akibatnya juga membawa ketidakpuasan. Intinya, kegiatan belajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien bilamana siswa telah memiliki kesiapan belajar[32]
.b). Prinsip Motivasi
Motivasi dapat diartikan sebagai tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Ada atau tidaknya motivasi pada peserta didik dapat diamati dari tingkah lakunya. Apabila peserta didik mempunyai motivasi, ia akan (1) bersungguh-sungguh, menunjukkan minat, mempunyai perhatian dan rasa ingin tahu yang kuat untuk ikut serta dalam kegiatan belajar; (2) berusaha keras dan memberikan waktu yang cukup untuk melakukan kegiatan belajar; (3) terus bekerja sampai tugas-tugas tersebut terselesaikan.[33] Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat terhadap suatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya, dengan demikian timbul motivasi untuk mempelajari bidang studi tersebut. Misalnya siswa yang menyukai pelajaran matematika ia akan lebih perhatian dan termotivasi untuk belajar matematika sehingga akan belajar lebih giat.
Motivasi itu dapat bersifat internal, artinya datang dari diri siswa itu sendiri, dan dapat juga bersifat eksternal, yaitu datang dari orang lain, misalnya dari guru, orang tua, teman dan sebagainya.
c). Prinsip Perhatian
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar, tanpa adanya perhatian tidak mungkin akan terjadi kegiatan belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran yang disajikan sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan dan diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, maka akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya.
Perhatian dapat membuat peserta didik untuk (1) mengarahkan diri pada tugas yang akan di berikan; (2) melihat masalah-masalah yang akan di berikan; (3) memilih dan memberikan fokus pada masalah yang harus diselesaikan; (4) mengabaikan hal-hal lain yang tidak relevan
Beberapa prinsip yang diajukan Chield yang perlu diperhatikan dalam mempengaruhi perhatian seseorang adalah (1) memperhatikan faktor-faktor internal yang mempengaruhi belajar, seperti minat, karakteristik peserta didik, motivasi, kelelahan; dan (2) memperhatikan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi belajar meliputi intensitas stimulus, karakteristik stimulus yang baru, keberagaman stimulus, penataan metode yang sesuia dan sebagainya.[34] 
d). Prinsip Keaktifan
Anak sebagai makhluk yang aktif akan terdorong untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasi sendiri. Belajar tidak bisa di paksakan dan juga di limpahkan pada orang lain, belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri. Prinsip keaktifan ini mengacu pada “Law of Exercise” nya Thordike yang menyatakan bahwa belajar memerlukan latihan-latihan. Law of Exercise ini merupakan penjustifikasian tentang perlunya mengulangi bahan pelajaran, semakin sering suatu pelajaran diulangi, maka semakin dikuasai pelajaran tersebut.
e). Prinsip Persepsi
Persepsi adalah suatu proses yang bersifat kompleks yang menyebabkan orang dapat menerima atau meringkas informasi yang diperoleh dari lingkungannya. Persepsi dianggap sebagai bagian awal struktur kognitif seseorang. Karena itu, sejak dini kepada peserta didik ditanamkan rasa memiliki persepsi yang baik mengenai apa yang dipelajarinya. Jika persepsi peserta didik terhadap apa yang dipelajarinya salah maka akan mempengaruhi keberhasilan atau kegiatan belajar yang ditempuh. Misalnya, siswa yang beranggapan bahasa Inggris adalah “bahasa bohong”, maka siswa itu tidak akan senang untuk mempelajarinya dan persepsi yang seperti itu akan sulit untuk dirubahnya dan merasa tidak perlu dengan pelajaran tersebut.
Menurut Rusyan dkk prinsip-prinsip umum yang harus dijadikan pegangan dalam melaksanakan proses belajar-mengajar adalah sebagai berikut:
1. Belajar didasarkan pada pengalaman yang sudah dimiliki. Apa yang telah dipelajari merupakan dasar dalam mempelajari bahan yang dipelajarinya. Oleh karena itu, sebelum kegiatan belajar-mengajar dilaksanakan perlu diadakan pretes untuk mengetahui kemampuan siswa sehingga proses belajar mengajar dapat efektif dan efisien
2. Pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari harus bersifat praktis. Bahan pelajaran yang bersifat praktis berhubungan dengan situasi kehidupan. Hal ini dapat menarik minat sekaligus dapat memotivasi belajar.
3. Belajar harus memperhatikan kemampuan individu. Setiap individu mempunyai kemampuan yang berbeda-beda satu sama lain. Apa yang dapat dipelajari seseorang secara cepat, mungkin tidak dapat dilakukan oleh orang lain dengan cara yang sama. Oleh karena itu, belajar harus memperhatikan tingkat kemampuan peserta didik.
4. Kesiapan belajar. Bila siswa siap untuk melakukan proses belajar, hasil belajar dapat diperoleh dengan baik. sebaliknya, jika belum siap, tidak akan diperoleh hasil yang baik. oleh karena itu, belajar dilaksanakan apabila siswa mempunyai kesiapan.
5. Tujuan belajar harus diketahui dan dimiliki oleh peserta didik. Bila tujuan belajar diketahui, maka peserta didik akan mempunyai motivasi dalam belajar.
6. Belajar harus mengikuti prinsip psikologi, artinya proses belajar itu bersifat gradual atau bertahap dan meningkat, yaitu mulai dari yang sederhana ke yang kompleks dan dari yang kongkrit ke yang abstrak.[35]
     Menurut D.F. Ausuble mengemukakan 5 prinsip utama yang harus diperhatikan didalam proses belajar mengajar, yaitu.
1.      Subsumtion, yaitu proses penggabungan ide atau pengalaman terhadap pola-pola ide yang telah lalu yang telah dimiliki.
2.      Organiser, yaitu usaha mengintegrasikan pengalaman lalu dengan pengalaman baru sehingga menjadi satu kesatuan pengalaman.
3.      Progressive differentiation, dimaksudkan bahwa dalam belajar, suatu keseluruhan secara utuh harus lebih dulu muncul sebelum sampai kepada sesuatu yang lebih spesifik.
4.      Konsolidasi, dimaksudkan bahwa suatu pelajaran harus lebih dulu dikuasai sebelum sampai kepada pelajaran berikutnya tersebut menjadi dasar untuk pelajaran selanjutnya. 
5.      Integratif reconciliation, yaitu bahwa ide atau pelajaran baru yang dipelajari itu harus dihubungkan dengan ide pelajaran yang telah dipelajari.[36]
Ada beberapa prinsip belajar yang dapat menunjang timbulnya cara belajar siswa aktif.
a.       Stimulus belajar yaitu pesan yang diterima siswa dari guru melalui informasi biasanya dalam bentuk stimulus. Stimulus hendaknya benar-benar mengkomunikasikan informasi atau pesan yang hendak di sampaikan oleh guru kepada siswa.
b.      Perhatian dan motivasi merupakan prasyarat utama dalam proses belajar mengajar. Tanpa adanya perhatian dan motivasi, hasil yang dicapai siswa tidak akan optimal.                            
c.       Respon yang dipelajari, belajar adalah proses yang aktif sehingga apabila tidak dilibatkan dalam berbagai kegiatan belajar sebagai respon siswa terhadap stimulus guru, tidak mungkin siswa dapat mencapai hasil belajar yang dikehendaki.[37]
d.      Penguatan, setiap tingkah laku yang diikuti oleh kepuasan terhadap kebutuhan siswa akan mempunyai kecenderungan untuk diulang kembali manakala diperlukan
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Belajar dan Prestasi Belajar
Di depan telah dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau kecakapan. Sampai dimanakah perubahan itu tercapai atau dengan kata lain, berhasil atau tidaknya belajar itu tergantung kepada berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam diri siswa itu sendiri dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan yang dimiliki siswa besar sekali pengaruhnya terhadap prestasi yang dicapai.
Disamping faktor yang dimiliki siswa, ada juga faktor lain seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, fisik dan psikis.
Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu:

1.      Faktor Internal Siswa
Faktor internal ialah faktor yang berasal dari diri siswa itu sendiri, baik dari segi fisik maupun psikis, yang meliputi:
a.       Kematangan, seorang anak akan belajar dengan baik apabila saat kematangan telah tiba, sebaliknya belajar akan sukar apabila kematangan belum tiba. Misalnya kita dapat melatih anak yang baru berumur 6 bulan untuk belajar berjalan. Andaipun kita paksa, anak itu tetap tidak akan dapat atau sanggup melakukannya, karena untuk dapat berjalan anak memerlukan kematangan potensi-potensi jasmani maupun rohani.
b. Kondisi fisik, kondisi jasmani yang sehat dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi tubuh yang lemah dapat menurunkan kualitas ranah kognitif sehingga materi yang dipelajarinya kurang atau tidak membekas. Sedangkan yang termasuk aspek psikologis adalah: Intelegensi, peserta didik yang cerdas akan lebih berhasil dalam kegiatan belajar karena ia lebih mudah menangkap dan memahami pelajaran dengan lebih mudah mengingatnya. Peserta didik yang cerdas akan lebih mudah berfikir kreatif dan cepat mengambil keputusan.
Tingkat intelegensi siswa sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini berarti, semakin tinggi kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk memperoleh sukses.[38]  
c. Bakat siswa, bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan dimasa yang akan datang. Dengan demikian setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ketingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Seorang siswa yang berbakat dalam bidang Fisika, akan jauh lebih mudah menyerap informasi, pengetahuan dan keterampilan yang berhubungan dengan bidang tersebut.
d. Motivasi siswa. Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Motivasi belajar pada diri siswa dapat menjadi lemah, lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan belajar. Selanjutnya, mutu hasil belajar akan menjadi rendah. Agar siswa memiliki motivasi belajar yang kuat, maka hendaknya diciptakan suasana belajar yang menarik dan menggembirakan.
e. Rasa percaya diri siswa. Rasa percaya diri timbul dari keinginan bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri dapat timbul berkat adanya pengakuan dari lingkungannya. Dalam proses belajar diketahui bahwa unjuk prestasi merupakan tahap pembuktian “perwujudan diri” yang diakui oleh guru dan rekan sejawatnya. Makin sering menyelesaikan tugas, maka semakin memperoleh pengakuan umum dan rasa percaya diri semakin kuat. Sebaliknya kegagalan yang berulang kali dapat menimbulkan rasa tidak percaya diri
f. Cita-cita siswa. Pada umumnya setiap siswa memiliki suatu cita-cita dalam kehidupannya. Cita-cita sebagai motivasi instrinsik perlu dididikkan. Didikan memiliki cita-cita harus dimulai sejak dini, agar anak itu termotivasi untuk mencapai cita-citanya. Cita-cita merupakan wujud eksplorasi dan emansipasi diri siswa. Didikan pemilikan dan pencapaian cita-cita sebaiknya berpangkal dari kemampuan berprestasi, dimulai dari hal yang sederhana ke yang semakin sakit.[39]
2.      Faktor Eksternal Siswa
     Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa itu sendiri, baik dari lingkungan sosial maupun non sosial, yang meliputi:
a.       Keadaan keluarga. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktek pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan letak rumah semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil angka dicapai oleh siswa. Contoh, kebiasaan yang diterapkan orang tua siswa dalam mengelola keluarga yang keliru, seperti kelalaian orang tua dalam memonitor kegiatan anak dapat menimbulkan dampak yang fatal. Dalam hal ini, bukan saja anak tidak mau belajar melainkan ia cenderung berperilaku menyimpang
b.      Masyarakat. Termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainannya disekitar rumahnya. Kondisi masyarakat di lingkungan kumuh yang serba kekurangan dan banyak anak-anak pengangguran akan mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Karena banyak anak-anak yang tidak sekolah ia akan merasa kesulitan untuk bertukar pendapat menganai pelajaran yang belum dipahaminya.
c.       Keadaan iklim, iklim yang panas berbeda dengan iklim yang dingin. Pada umumnya udara yang panas tidak menguntungkan proses belajar sebab cepat melelahkan. Sebaliknya udara yang dingin membantu perbuatan belajar, oleh karena itu pemerintah pernah memberikan hari-hari libur kepada para pelajar.[40]
d.      Sarana dan prasarana pembelajaran. Sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran, alat dan fasilitas laboratorium sekolah dan berbagai media pengajaran lainnya, sedangkan prasarana pembelajaran dapat meliputi gedung sekolah, ruang belajar, lapangan olahraga, ruang ibadah dan lain-lain. Sekolah yang cukup memiliki sarana dan prasarana yang diperlukan untuk belajar ditambah dengan cara mengajar yang baik dari guru-gurunya, kecakapan guru dalam menggunakan alat-alat itu akan mempermudah dan mempercepat belajar siswa.
Menurut Siti Rahayu Haditono di Indonesia ditemukan banyak siswa memperoleh angka hasil belajar yang rendah. Hal itu disebabkan oleh faktor-faktor seperti: a). kurangnya fasilitas sekolah, b). siswa makin dihadapkan oleh berbagai pilihan dan mereka merasa ragu dan takut gagal, c). kurangnya dorongan mental dari orang tua, karena orang tua tidak memahami apa yang dipelajari anaknya di sekolah dan d). keadaan gizi yang rendah, sehingga siswa tidak mampu belajar lebih giat.[41]
e.             Kesempatan belajar. Pada kenyataannya banyak siswa yang tidak dapat belajar dengan hasil yang baik dan tidak dapat mempertinggi hasil belajarnya, akibat tidak adanya kesempatan yang disebabkan oleh sibuknya pekerjaan setiap hari.[42]
f.             Kebisaan waktu belajar. Ada siswa yang senang belajar pada waktu pagi, sore, malam dan bahkan tengah malam. Seorang ahli bernama J. Biggers berpendapat bahwa belajar pada pagi hari lebih efektif daripada belajar pada waktu-waktu lainnya. Namun, hasil belajar tidak tergantung pada waktu secara mutlak, tetapi tergantung pada waktu yang cocok dengan kesiapan siswa untuk belajar.[43]
3. Faktor Pendekatan Belajar
 Di samping faktor-faktor internal dan eksternal siswa sebagaimana yang telah dipaparkan di muka, faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses pembelajaran siswa tersebut. Diantara pendekatan belajar itu adalah:
a.       Menurut Rober (1988), salah satu asumsi penting yang mendasari Hukum Jost adalah siswa yang lebih sering mempraktekkan materi pelajaran akan lebih mudah memanggil kembali memori lama yang berhubungan dengan materi yang sedang ia tekuni. Berdasarkan asumsi hukum Jost itu maka mempelajari sebuah materi dengan alokasi waktu 3 jam per hari selama 5 hari akan lebih efektif dari pada mempelajari materi tersebut dengan alokasi waktu 5 jam sehari tetapi hanya selama 3 hari.
b.     Pendekatan Biggs dapat dikelompokkan kedalam tiga bagian yakni :
1.      Pendekatan surface (permukaan atau bersifat lahiriah) misalnya mau belajar karena dorongan dari luar antara lain takut tidak lulus yang mengakibatkan dia malu. Oleh karena itu gaya belajarnya santai asal hafal, dan tidak mementingkan pemahaman yang mendalam.
2.      Pendekatan deep (mendalam) siswa yang menggunakan deep biasanya mempelajari materi karena memang dia tertarik dan merasa membutuhkan. Oleh karena itu gaya belajarnya serius dan berusaha memahami materi secara mendalam serta memikirkan cara mengaplikasikannya.
3.      Pendekatan achieving (pencapaian prestasi tinggi) yaitu ambisi pribadi yang besar dalam meningkatkan prestasi keakuan dirinya dengan cara meraih indeks prestasi setinggi-tingginya. Gaya belajar siswa ini lebih serius dari pada siswa-siswa yang memakai pendekatan-pendekatan lainnya.
Menurut Wasty Soemanto faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu:
a.      Faktor Stimulus Belajar
Yang dimaksud dengan stimulasi belajar disini yaitu segala hal diluar individu yang merangsang individu itu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Stimulasi dalam hal ini mencakup material, penugasan, serta suasana lingkungan eksternal yang harus diterima atau dipelajari oleh si pelajar.
b.      Faktor Metode Belajar
Metode mengajar yang dipakai oleh guru sangat mempengaruhi metode belajar yang dipakai oleh si pelajar. Dengan perkataan lain, metode yang dipakai oleh guru menimbulkan perbedaan yang berarti bagi proses belajar.
c.  Faktor-faktor Individual
Faktor individual sangat mempengaruhi terhadap prestasi belajar siswa seperti, kematangan yang dicapai oleh individu dari proses pertumbuhan fisiologisnya, faktor perbedaan jenis kelamin yang membedakan antara pria dan wanita dalam hal peranan dan perhatiannya terhadap suatu pekerjaannya.
d. Faktor Usia Kronologis
  Pertambahan dalam hal usia selalu dibarengi dengan proses pertumbuhan dan perkembangan. Semakin tua usia individu semakin meningkat pula kematangan berbagai fungsi fisiologisnya.
Faktor –faktor diatas saling berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar.[44]
Yang juga mempengaruhi prestasi belajar adalah beberapa sifat peserta didik dalam belajar yaitu :
a.       cepat dalam belajar
b.      lambat dalam belajar
c.       anak kreatif
d.      anak dropout
e.       anak berprestasi kurang[45]
­
Sesuai dengan firman Allah.

ö@è% ö@yd ÈqtGó¡o tûïÏ%©!$# tbqçHs>ôètƒ tûïÏ%©!$#ur Ÿw tbqßJn=ôètƒ 3 $yJ¯RÎ) ㍩.xtGtƒ (#qä9'ré& É=»t7ø9F{$# (ألزمر: 9)
Artinya :
Katakanlah (Ya Muhamad), tidaklah sama orang yang berilmu dan orang yang tidak berilimu! sesungguhnya yang memiliki akal pikiranlah yang dapat menerima pelajaran. ( Q.S. 39 AZ-Zumar 9).[46]

Æìsùötƒ ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNä3ZÏB tûïÏ%©!$#ur (#qè?ré& zOù=Ïèø9$# ;M»y_uyŠ ( المجادله:11 )

Artinya :
……….Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat. (Q.S. 58 AL-Mujadalah 11).[47]

C. Penerapan Metode Inquiry Dengan Media VCD Dalam Meningkatkan  Prestasi Belajar  Siswa Mata Pelajaran Ekonomi.
Dalam proses belajar mengajar metode dan media pengajaran sangat berpengaruh sekali terhadap prestasi belajar siswa, terutama pada mata pelajaran ekonomi, dimana kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pengajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pengajaran, jenis tugas, dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pengajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.[48]
         Media pendidikan atau alat peraga memegang peranan penting untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien, karena dengan media ini bahan pelajaran akan mudah diserap oleh siswa.
Pada mulanya media pendidikan hanyalah sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar, tetapi sekarang sudah menjadi bagian yang integral dalam proses belajar mengajar. Yaitu sebagai sarana yang dapat menyampaikan informasi dalam rangka mendorong motivasi belajar siswa, sehingga dengan demikian diharapkan apa yang dipelajari siswa mudah untuk dimengerti dan dipahami.
Menurut media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapai.[49] Senada dengan itu, Sudarman Danim menyatakan hasil penelitian secara nyata membuktikan bahwa penggunaan alat bantu sangat membantu proses belajar mengajar dikelas, terutama meningatkan prestasi belajar siswa.[50]
Hamalik mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Disamping membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pengajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.[51]
Berdasarkan pendapat para ahli hasil belajar melalui indera pandang dan indera dengar atau melalaui audio-visual mempunyai perbedaan yang signifikan, mereka menyimpulkan bahwa:
“Kurang lebih 90% hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera pandang, dan hanya 5% diperoleh melalui indera dengar dan 5% lagi melalui indera lainnya. Sementara itu pendapat lain menyatakan perolehan hasil belajar melalui indera pandang berkisar 75%, melalui indera dengar 13%, dan melalui indera lainnya sekitar 12%” [52]

Yunus menyatakan bahwasanya media pengajaran paling besar pengaruhya bagi indera dan lebih cepat menjamin pemahaman…….Orang yang mendengarkan saja tidaklah sama tingkat pemahamannya dan lamanya bertahan apa yang dipahaminya dibandingkan dengan mereka yang melihat, atau melihat dan mendengar.[53]
Senada dengan itu, Ibrahim juga menyatakan bahwa media pengajaran membawa dan membangkitkan rasa senang dan gembira bagi murid-murid dan memperbaharui semangat mereka …… membantu memantapkan pengetahuan pada benak siswa serta menghidupkan pelajaran.    







 
BAB III
METODE PENELITIAN

Pada bagian ini bagian ini secara berturut-turut dikemukakan (1) pendekatan dan jenis penelitian, (2) kehadiran peneliti, (3) lokasi penelitian, (4) sumber data, (5) prosedur pengumpulan data, (6) analisis data, (7) pengecekan keabsahan data, dan (8) tahap-tahap penelitian.

A.      Pendekatan dan Jenis Penelitian
            Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan pendekatan kualitatif. Hal ini karena data yang dikumpulkan adalah memiliki makna/informasi sesuai dengan tujuan penelitian. Data penelitian ini pada konteks latar ilmiah, yakni kegiatan siswa dalam menerapkan metode inquiry dengan media VCD dalam meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran ekonomi  kelas XI Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Malang I. Data tersebut setelah terkumpul kemudian dianalisis secara induktif pada waktu penelitian dan setelah penelitian berlangsung. Hal tersebut sesuai dengan konsep dasar analisis data yang dikemukakan oleh Moleong.[54]
52
 
            Berkenaan dengan itu untuk mengimplementasikan strategi tersebut, perlu dilakukan penelitian tindakan. Sesuai dengan PTK, masalah penelitian yang dikaji berkaitan dengan usaha memperbaiki atau meningkatkan pembelajaran secara profesional. Hal ini sesuai dengan karakteristik penelitian tindakan yaitu masalah penelitian yang harus dipecahkan berasal dari persoalan praktek pembelajaran di kelas.
            Menurut Suyanto pengertian PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran dikelas secara lebih profesional.[55]
            Hal ini karena proses daur ulang atau siklus dari rangkaian pengembangan plan (perencanaan), melakukan tindakan sesuai rencana, melakukan observasi terhadap tindakan, dan kesuksesan hasil yang diperoleh. Langkah-langkah dalam penelitian ini mengikuti langkah penelitian yang digambarkan oleh Kemmis yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi.
            Berdasarkan uraian yang dipaparkan tersebut, hubungannya dengan pendekatan kualitatif Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Moleong mengemukakan bahwa, “Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dan perilaku yang dapat diamati dari orang-orang (subyek) itu sendiri”.
            Sejalan dengan definisi tersebut, Kirk dan Miller yang dikutip oleh Moleong mendefinisikan bahwa, “Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya”. Pendapat ini sesuai pula dengan karakteristik penelitian kualitatif sebagaimana yang diungkapkan Lincoln dan Guba yang dikutip oleh Moleong yang latar alami sebagai sumber data.[56]

B.     Kehadiran Peneliti
            Dalam penelitian ini instrumen utama adalah peneliti sendiri (human instrumen) karena sifat data harus dikumpulkan, diseleksi, dan ditafsirkan. Semua itu hanya dapat dilakukan dengan ketekunan, pengetahuan, pengalaman relevan, ketajaman pikiran dan imajinasi peneliti sendiri dan tidak mungkin dilakukan dengan instrument lain. Hal ini dibenarkan oleh yang menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama.
            Moleong menegaskan bahwa pemakaian instrument manusia berdasarkan pertimbangan bahwa, jika memanfaatkan alat yang bukan manusia dan mempersiapkannya terlebih dahulu sebagai yang lazim digunakan dalam penelitian klasik, maka sangat tidak mungkin untuk mengadakan penyesuaian terhadap kenyataan-kenyataan yang ada dilapangan. Berkaitan dengan itu, data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik (1) observasi, (2) wawancara, (3) catatan lapangan, dan (4) dokumentasi (5) Angket dan (6) Tes.[57]


C. Lokasi Penelitian.
Penelitian dilakukan di kelas XI Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Malang I, yang terletak di wilayah Tlogo Mas yaitu:
Alamat                                    : Jl. Baiduri Bulan 40 Malang Tlogomas Malang.
Kecamatan                  : Lowokwaru
Kota                            : Malang
Kode Post                   : 65144
Nomor Telp                 : 0341-551752
Penelitian ini dilakukan pada semester I tahun ajaran 2006/2007 pemilihan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Malang I, sebagai tempat penelitian berdasarkan pertimbangan (1) pembelajaran metode inquiry dengan media VCD mata pelajaran ekonomi belum pernah dilakukan, (2) Materi pelajaran yang diberikan ada di kelas XI. Karena penerapan metode inquiry dengan media VCD merupakan suatu pembaharuan dalam pembelajaran.

D. Sumber Data
Dalam penelitian ini bersumber dari siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Malang I. Pada tahun ajaran 2006/2007. Data tersebut dari proses pembelajaran pendapatan nasional dengan menerapkan metode inquiry dengan media VCD.


Data penelitian ini berupa pengamatan, wawancara, catatan lapangan, evaluasi, angket, dokumen dan tes dari setiap tindakan. Data tersebut sangat berkaitan dengan data perencanaan, pelaksanaan, dan data hasil pembelajaran. Data perencanaan tercakup dalam persiapan mengajar guru secara tertulis seperti merumuskan tujuan pembelajaran, pemilihan media serta perencanaan evaluasi. Kemudian data tentang proses pelaksanaan berhubungan dengan penerapan metode inquiry dengan media VCD yang melibatkan siswa.
Adapun subyek penelitian adalah siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Malang I. Pemilihan kelas XI sebagai sumber data dengan alasan (1) dalam kurikulum 2004, diharapkan siswa dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berekonomi, dengan cara mengenal berbagai kenyataan dan peristiwa ekonomi, memahami konsep dan teori serta berlatih dalam memecahkan masalah ekonomi yang terjadi di lingkungan masyarakat, (2) siswa kelas XI berada dalam tahap berpikir rasional, logis dan abstrak, (3) materi yang digunakan sebagai bahan penelitian terdapat di kelas XI. pemilihan guru sebagai praktisi didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan (1) memiliki pengalaman mengajar yang cukup, (2) memiliki kemampuan dan profesionalisme seorang guru, (3) bersikap terbuka terhadap inovasi-inovasi dalam pembelajaran, (4) bersedia berkolaborasi terhadap pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas.

E. Prosedur Pengumpulan Data
            Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan mengamati tentang           tindakan penerapan metode inquiry dengan media VCD dalam meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran ekonomi kelas XI Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Malang I. Hal ini dilakukan secara intensif, obyektif, dan sistematis. Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan menggunakan teknik (1) observasi, (2) wawancara, (3) catatan lapangan, (4) dokumentasi, (5) Angket dan (6) Tes.
.           Observasi dilakukan ketika peneliti mengamati sekaligus berpatisipasi dalam latar kelas dan suasana berlangsungnya pembelajaran. Dengan berpedoman pada lembar-lembar observasi, peneliti mengamati apa yang terjadi dalam proses pembelajaran, yakni (1) pada tahap mengidentifikasi masalah peneliti mengamati keterlibatan siswa dalam mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang akan dikaji, (2) pada tahap pengumpulan informasi peneliti mengamati keterlibatan siswa dalam mengumpulkan informasi tentang masalah yang akan dikaji, dalam hal ini adalah tentang pendapatan nasional, dan (3) pada tahap observasi peneliti mengamati jalannya proses presentasi kelompok di depan kelas dan keaktifan siswa dalam memperlancar berjalannya proses pembelajaran.
            Untuk melakukan observasi secara efektif dan terarah, peneliti menggunakan format observasi. Digunakan format observasi dengan tujuan agar dapat melihat, mengamati, dan mencatat perilaku serta segala kejadian yang terjadi pada saat pembelajaran pendapatan nasional berlangsung dengan menerapkan metode inquiry dengan media VCD. Dengan demikian seluruh informasi yang diperlukan dapat diperoleh.


            Wawancara digunakan untuk memperkuat data observasi yang terjadi di kelas (lapangan). Wawancara dilakukan kepada siswa untuk memperjelas perilaku belajar dan proses berpikir siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Peneliti merekam suara subyek dengan menggunakan tape recorder sebagai bahan refleksi untuk tidakan selanjutnya. Dari hasil wawancara tersebut, peneliti dapat mengetahui secara mendalam hambatan-hambatan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran pendapatan nasional dengan menerapkan metode inquiri dengan media VCD.
            Cacatan Lapangan dilakukan untuk membantu kegiatan siswa yang berkaitan dengan penerapan metode inquiry dengan media VCD dalam meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran ekonomi. Informan yang dicatat adalah segala perilaku non verbal yang oleh dilakukan siswa pada setiap pembelajaran ekonomi pada tahap mengidentifikasi masalah, pengumpulan informasi, dan penyajian metode inquiry dengan media VCD.
            Dokumen dilakukan terhadap peristiwa-peristiwa penting selama proses pembelajaran penerapan metode inquiry dengan VCD dan pokok bahasan pendapatan nasional yang dilakukan oleh siswa. Fokus adalah ingin melihat tahap-tahap pembelajaran yang dilaksanakan, bentuk-bentuk kegiatan yang direncanakan untuk dilaksanakan, pendekatan dan strategi yang digunakan, serta bentuk hasil tugas yang dikerjakan.
            Instrumen Pengumpulan Data, data dalam pengembangan media VCD pembelajaran ini menggunakan instrument berbentuk angket, penggunaan angket dalam pengumpulan data dikarena semua obyek dapat membaca dan memahami isi dengan mudah memberikan kesempatan untuk berfikir cermat dan teliti kepada responden untuk mempelajari isi yang terdapat dalam angket.
            Tes akan diberikan pada awal dan akhir tindakan dan pada waktu pertemuan terakhir, tes bertujuan untuk mengetahui kualitas hasil belajar siswa tentang materi kelangkaan dan permasalahan ekonomi.

F. Analisis Data
            Teknik analisis data dalam penerapan metode inquiry dengan media VCD pembelajaran yang tergolong dalam jenis data kualitatif, ini menggunakan teknik analisis data prosentase. Pengolahan data merupakan satu yang sangat berarti dalam kegiatan pengembangan, terutama bila diinginkan generalisasi atau kesimpulan tentang masalah yang diteliti. Adapun rumus yang digunakan untuk pengolahan data responden audien adalah :
1.      Rumus untuk mengolah data per item
P= x 100%
      Keterangan :
P       = Prosentase
Xi      = Jumlah nilai idem dalam satu item
X       = Jumlah responden dalam satu item
100% = Konstanta[58]

2.      Rumus untuk mengolah data secara keseluruhan item.
P = x100%
Keterangan :
P       = Prosentase
= Jumlah keseluruhan jawaban responden dalam seluruh item
= Jumlah keseluruhan nilai idem dalam satu item
100% = Konstanta
Untuk menentukan kesimpulan yang telah tercapai maka ditetapkan kriteria sebagai berikut :
Prosentase
Keterangan
80% - 100%
Valid
60% - 79%
Cukup Valid
50% - 59%
Kurang Valid / Revisi
< 50%
Tidak Valid / Diganti[59]
Sujana. 1990 : 45[60]
            Apabila hasil yang diperoleh mencapai kriteria skor 60%, maka media VCD pembelajaran ini sudah dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran.
            Setelah pengembang melakukan validasi produk secara fisik maupun hasil belajar, tahap selanjutnya dari validasi dilakukan penyempurnaan agar media VCD pembelajaran siap untuk diujicobakan. Uji coba lapangan ini menggunakan design eksperimen yaitu control group pretest post tes design. Arikunto[61]
            Berikut ini adalah gambar design eksperimen jenis design 4. control group pretes post test design adalah:
Pola :
           
Keterangan : E = Adalah Kelompok Eksperimen
                     K = Adalah Kelompok Kontrol
Dalam hal ini dapat dilihat perbedaan pencapaian antara kelompok eksperimen (O2-O1) dengan kelompok kontrol (O4-O3).
Dari uji coba eksperimen control group pretest postest ini maka dirumuskan hipotesis pada penelitian eksperimen. Rumusan hipotesis adalah sebagai berikut : Ho + H1
Ho = Tidak ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang menggunakan metede inquiry dengan media VCD pembelajaran (kelompok eksperimen), dengan yang tidak menggunakan metode inquiry dengan media VCD pembelajaran (kelompok pembanding).
 = Ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang menggunakan metode inquiry dengan media VCD pembelajaran (kelompok eksperimen), dengan yang tidak menggunakan metode inquiry dengan media VCD pembelajaran (kelompok pembanding).
Bila to > t tabel maka  diterima.
Bila to < t tabel maka Ho ditolak
            Untuk pengujian hipotesis digunakan rumus uji t, rumusnya uji t dengan tabulasi, menurut Arikunto sebagai berikut :[62]
T =
Keterangan :
M = Nilai rata-rata hasil kelompok
N = Banyaknya subyek
X = Deviasi setiap nilai X2 - X1
Y = Deviasi setiap nilai dari Y2 dari mean Y1
Ingat bahwa :
 = Dapat diperoleh dari             =
 = Dapat diperoleh dari                       
Mx =                                           =
d.b = Nx + Ny – 2



G. Pengecekan Keabsahan Temuan
            Keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik sebagaimana dikemukakan oleh Moleong, yaitu (1) ketekunan pengamatan, (2) triangulasi, (3) kecukupan referensi.
            Pertama, pengujian keabsahan data dengan ketekunan pengamatan dilakukan dengan cara mengamati dan membaca secara cermat sumber data penelitian sehingga data yang diperlukan dapat diidentifikasi, dipilih, dan diklasifikasikan. Selanjutnya dapat diperoleh deskripsi-deskripsi hasil yang akurat dalam proses perincian maupun penyimpulan.
            Kedua, triangulasi digunakan untuk pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembanding data. Dalam kaitan ini, ada dua macam triangulasi yang digunakan untuk pemeriksaan data, yaitu (1) triangulasi metode dan teknik pengumpulan data. Dalam kaitan ini, metode dan teknik pengumpulan data tidak hanya digunakan untuk sekedar mendapat data atau menilai keberadaan data, tetapi juga untuk menentukan keabsahan data, dan (2) triangulasi data dengan pengecekan yang akan dibantu oleh dosen pembimbing, teman sejawat, serta pihak-pihak yang telah memahami hakekat penelitian ini.




            Ketiga, pengujian keabsahan data dengan kecukupan referensi dilakukan dengan cara membaca dan menelaah sumber-sumber data dan sumber pustaka yang relevan dengan masalah penelitian secara berulang-ulang agar diperoleh pemahaman yang memadai.[63]

H. Tahap-Tahap Penelitian
            Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilakukan mengikuti alur tindakan yang dilakukan oleh Kemmis dan Jaggart yang meliputi kegiatan (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Observasi dan (4) Refleksi.
1. Rencana penelitian
     Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
      a. Menyusun rencana pembelajaran
     b. Menyiapkan lembar angket, observasi dan wawancara
      c. Menyiapkan Perangkat test akhir terhadap hasil belajar. 
2. Pelaksanaan tindakan
               Kegiatan tindakan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan tindakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah disusun dalam rencana pembelajaran. Kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap konsep pendapatan nasional melalui penerapan metode inquiry dengan media VCD dilaksanakan pembelajaran pada suatu siklus tindakan menggunakan langkah-langkah metode inquiry dengan media VCD, agar kegiatan pembelajaran ini dapat berjalan lancar. Peneliti akan menyajikan data tentang tanggapan 1) responden audien, 2) hasil belajar siswa, untuk mendapat data uji coba media VCD pembelajaran ini, peneliti menggunakan metode pengumpulan data berupa instrumen dalam bentuk angket untuk satu responden yaitu 1) responden audien atau siswa. Responden audien diperlukan untuk uji coba perorangan sebanyak 3 orang, uji coba kelompok kecil sebanyak 5 orang dan uji coba lapangan. Uji coba lapangan digunakan untuk mengetahui tes hasil belajar dalam pengujian dalam design eksperimen pre test post test untuk kelompok eksperimen sebanyak 20 siswa dan kelompok kontrol sebanyak 20 siswa yang mewakili target populasi.
         Teknik yang digunakan untuk mengolah data hasil penilaian dari audien sebagai subyek uji coba adalah prosentase. Sedangkan untuk memperoleh data hasil belajar, peneliti juga mengadakan pre test dan post test yang diberikan pada siswa. Dan teknik untuk mengolah hasil pre test dan post test tersebut menggunakan uji t dengan uji coba lapangan menggunakan dengan eksperimen untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan media VCD pembelajaran dengan siswa yang tidak menggunakan VCD pembelajaran.
      Siklus I.
      Pembelajaran pendapatan nasional, dan mengerjakan soal awal pre test tentang pendapatan nasional serta mengisi angket tentang tanggapan responden audien / siswa dan hasil belajar siswa setelah melihat VCD.

      Siklus II
      Penyajian data hasil akhir dan post test tentang pendapatan nasional yang telah dilaksanakan.
3. Observasi
            Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap ini adalah mendokumentasikan segala sesuatau yang berkaitan dengan pemberian tindakan. Observasi dilakukan oleh teman sejawat yang mengamati aktivitas siswa dan peneliti selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya. Untuk menindaklanjuti hasil observasi akan dilakukan wawancara terhadap subyek penelitian. Pengamatan terhadap peneliti (pelaksanaan pembelajaran) meliputi penerimaan pertanyaan, pemberian tugas, mengarahkan siswa berdiskusi, mengarahkan presentasi siswa dari penyajian hasil akhir di depan kelas, membimbing dalam membuat makalah dan mencatat yang kurang atau lebih. Pada bagian saran-saran yang diperlukan untuk perbaikan pembelajaran berikutknya. Pengamat terhadap subyek penelitian meliputi pemberian jawaban atas pertanyaan-pertayaan, mengerjakan tugas / pelaksanaan investigasi / observasi, berdiskusi, menganalisis data sebelum pelaksanaan kegiatan ini, peneliti memberikan penjelasan kepada pengamat tentang kegiatan yang akan dilakukan.




4. Refleksi
  Kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahap ini adalah:
     a. Menganalisis hasil pekerjaan siswa
     b. Menganalisis hasil wawancara
     c. Menganalisis lembar observasi siswa
     d. Menganalisis lembar angket siswa
            Berdasarkan hasil analisa tersebut, peneliti melakukan refleksi yang akan digunakan sebagai bahan pertimbangan apakah kriteria yang telah ditetapkan tercapai atau belum. Jika telah berhasil maka siklus tindakan berhenti, tetapi sebaliknya jika belum berhasil pada siklus tindakan tersebut, maka peneliti mengulas siklus seterusnya sampai berhasil sesuai dengan kriteria yang telah dilakukan.










BAB IV

HASIL PENELITIAN


A. PAPARAN DATA

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

a. Sejarah Berdirinya MAN Malang I
      Madrasah Aliyah Negeri Malang I Lahir berdasarkan SK Menteri Agama No. 17 Tahun 1978, yang merupakan alih fungsi dari PGAN 6 Tahun Puteri Malang. PGAN 6 Tahun Puteri di alih fungsikan menjadi dua Madrasah, yaitu (1) MAN Malang I dan MTsN Malang II yang sekarang bertempat di Jl. Cemorokandang 77 Malang.
      Sejak berstatus PGAN 6 Tahun Puteri, MAN Malang I menempati gedung milik Lembaga Pendidikan Ma’arif di Jalan MT. Haryono 139 Malang dengan Hak sewa sampai akhir Desember 1988. kemudian sejak tanggal 2 Januari 1989 MAN Malang I pindah ke lokasi baru dengan status milik sendiri di Jalan Baiduri Bulan 40 Malang (d.h. Jalan Simpang Tlogomas I/40 Malang) Telp. (0341) 551752
      Di atas tanah seluas 6.150 m2 (bangunan = 1.341 m2, kebun = 3.365 m2 dan halaman = 1.444 m2) inilah MAN Malang I selalu mengembangkan diri sehingga telah memiliki hampir semua sarana dan prasarana yang dibutuhkan sebagai Lembaga Pendidikan Modern saat ini.
     


Sejak resmi memiliki sebutan MAN Malang I, madrasah ini telah mengalami 4 masa kepemimpinan, yaitu :
1. Raimin, BA                               : Tahun 1978- 1986
2. Drs. H. Kusnan                         : Tahun 1986- 1993
3. Drs. Toras Gultom                    : Tahun 1993- 2004
4. Drs. Tonem Hadi                      : Tahun 2004- Sekarang
      Di bawah kepemimpinan keempat orang di atas, MAN I Malang  Menunjukkan peningkatan kualitas dan mutunya. Dan kita berharap dengan semakin bertambah usia, MAN I Malang semakin mampu memberikan sumbangan yang terbaik bagi kemajuan IPTEK yang didasari oleh kemantapan IMTAQ.
b. Visi, Misi, dan Tujuan MAN Malang I
Visi
1. Bertaqwa, Cerdas, Inovatif, Mandiri dan Berwawasan IPTEK
Misi
1. Menumbuhkembangkan semangat penghayatan dan pengamalan ajaran Islam
2. Mendidik siswa agar memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui pembelajaran yang efektif
3. Meningkatkan kualitas akademik
4. Mengembangkan penelitian untuk mendapatkan gagasan baru yang berorientasi masa depan
5. Mengembangkan kreativitas siswa dalam kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler
6 Penguasaan life skill dan menumbuhkembangkan jiwa wirausaha yang kompetitif
7. Menumbuhkembangkan semangat belajar untuk pengembangan IPTEK dan IMSTAQ
    Tujuan
1. Meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi
2. Meningkatkan pengetahuan siswa untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian yang berjiwa ajaran agama Islam
3. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dalam lingkungan sosial, budaya dan alam sekitarnya yang dijiwai ajaran agama Islam.
c. Kurikulum dan Pengajaran MAN Malang I
1. Kurikulum
Kurikulum yang digunakan di MAN I Malang adalah kurikulum 2004 (bagi siswa kelas X) dan kurikulum 1994 (bagi kelas II dan III). Kedua kurikulum tersebut telah dikembangkan disesuaikan dengan visi dan misi yang telah ditetapkan. Dalam merealisasi kurikulum tersebut dilakukan proses belajar mengajar selama 6 hari dalam seminggu, pukul 06.45-14.00 WIB kegiatan intrakurikuler dan 14.30-16.30 kegiatan ekstrakurikuler
      Untuk menambah pemahaman dan membiasakan siswa mengamalkan ajaran-ajaran Islam, maka dilakukan beberapa kegiatan diantaranya : (1) baca Al’Qurán pada pagi hari sebelum pelajaran jam pertama di mulai, (2) sholat dhuha pada istirahat pertama,(3) sholat jamaáh dhuhur pada istirahat kedua, (4) melakukan kegiatan-kegiatan hari-hari besar Islam, disamping beberapa kegiatan lainnya.
      Disamping itu untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa tampil didepan umum serta untuk mempercepat terhadap penguasaan bahasa asing, maka dilaksanakan kultum oleh siswa setiap setelah sholat dhuhur dengan 3 bahasa (bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan bahasa Arab) secara bergantian setiap hari.
Upaya pencapaian kurikulum tersebut didukung oleh 64 orang tenaga guru yang bergelar sarjana/ S-1 (56 orang) dan bergelar magister/ S-2 (8 orang) yang mengajar sesuai disiplin ilmunya. Disamping itu, Alhamdulillah MAN I Malang saat ini telah memiliki hampir semua sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk mendukung tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
2. Program Pengajaran
a. Program Matrikulasi, program ini diberikan sebagai upaya mempercepat siswa terhadap penguasaan suatu mata pelajaran tertentu sehingga tidak ketinggalan dari siswa lainnya, diantaranya : Bahasa Arab, wajib diikuti oleh siswa SLTP selama satu semester pada pukul 06.00-0645 WIB dan anjuran bagi siswa yang dari MTs.

b. Program Remedial, program ini diberikan kepada siswa yang tergolong lambat dan nilainya di bawah rata-rata. Semua mata pelajaran menerapkan ini, dengan harapan tidak terjadi perbedaan yang terlalu jauh antara siswa yang cepat dan yang lambat belajar.
c. Program Pengayaan, program ini diberikan kepada siswa yang tergolong cepat dan nilainya diatas rata-rata. Semua mata pelajaran menerapkan kegiatan ini, dengan harapan potensi yang dimiliki siswa ini dapat dikembangkan secara optimal.
d. Program Khusus, program ini diberikan kepada siswa merasa kesulitan khusus pada mata pelajaran tertentu yang memerlukan banyak latihan seperti : Matematika, Bahasa Inggris, Akuntansi dan mata pelajaran lain sesuai kebutuhan siswa. Dan bagi siswa kelas III disiapkan program khusus sukses ujian akhir nasional dan sukses UAN yang dilaksanakan pada pukul 06.00-06.45 setiap senin samapai kamis.
e. Program Tentor Sebaya, program ini diberikan kepada siswa yang memiliki kelebihan pada mata pelajaran tertentu dan diharapkan menjadi tentor pada teman di kelasnya. Mereka yang terpilih diberi bekal secara periodik oleh Bapak/Ibu guru dan diberi tugas mengajarkan pada teman/kelompok yang telah ditentuakn.




d. Program Unggulan
         Sedang dikembangkan Bahas Arab dan Bahasa Inggris menjadi bahasa kedua setelah bahasa Indonesia yang dipakai aktif dalam berkomunikasi secara lesan baik oleh siswa maupun guru melalui tahapan berikut:
1. Tahap Pertama : ditetapkan Arabic Day (Jum’at) dan English Day (Sabtu) sebagai bahasa komunikasi semua warga MAN I Malang.
2. Tahap Kedua : Pengantar sederhana untuk pembelajaran dengan bahasa Inggris atau Arab sesuai dengan kemampuan guru
3. Tahap Ketiga : Pengantar pembelajaran dengan Bahasa Inggris untuk mata pelajaran Umum dan Bahasa Arab untuk mata pelajaran Agama
      Pembentukan karakter Islami melalui kegiatan :
a. Baca Al’Qur’an pada pagi hari sebelum pelajaran jam pertama dimulai Sholat Dhuha pada saat Istirahat pertama
b. Sholat jama’ah Dhuhur pada istirahat kedua
c. Melakukan kegiatan hari-hari besar Islam
d. Bakti Sosial
e. Diklat kepemimpinan
f. Pengembangan Enterpreneurship
g. Keterampilan Komputer
h. Keterampilan Elektronika
i. Keterampilan Tata Boga
j. Keterampilan Tata Busana
k. Keterampilan Tata Graha
2. Deskripsi Data
    a. Paparan Data Sebelum Tindakan
         Sebelum penelitian dilaksanakan peneliti mengadakan pertemuan pada hari selasa tanggal 18 juli dengan kepala sekolah, waka kurikulum dan guru ekonomi kelas XI, dalam pertemuan ini peneliti menyampaikan tujuan untuk melaksanakan penelitian disekolah tersebut. Kepala sekolah dan wakil kurikulum memberikan izin pelaksanaan penelitian dan guru ekonomi kelas XI untuk membicarakan rencana selanjutnya, peneliti dan guru kelas XI berdiskusi mengenai rencana penelitian yang akan dilaksanakan dan disepakati bahwa kelas XI yang dijadikan sumber penelitian.
         Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti berdiskusi dengan guru ekonomi kelas XI tentang penempatan kelas mana yang akan ditempati, peneliti juga minta data tentang kemampuan belajar siswa kelas XI khususnya kelas XI IPS  pada waktu semester sebelumnya, sebagai tolak ukur dalam pengelompokan penerapan metode inquiry dengan media VCD yang akan dilakukan di kelas XI IPS, setelah peneliti memperoleh data, peneliti langsung mengelompokkan siswa kelas XI IPS berdasarkan nilai atau peringkat pada waktu semester sebelumnya. Pada bagian hasil penelitian ini, peneliti akan menyajikan data tentang tanggapan 1) responden audien, 2) hasil belajar siswa, untuk mendapat data uji coba media VCD pembelajaran ini, peneliti menggunakan metode pengumpulan data berupa instrumen dalam bentuk angket untuk satu responden yaitu 1) responden audien atau siswa. Responden audien diperlukan untuk uji coba perorangan sebanyak 3 orang, uji coba kelompok kecil sebanyak 5 orang dan uji coba lapangan. Uji coba lapangan digunakan untuk mengetahui tes hasil belajar dalam pengujian dalam design eksperimen pre test post test untuk kelompok eksperimen sebanyak 20 siswa dan kelompok kontrol sebanyak 20 siswa yang mewakili target populasi.
         Teknik yang digunakan untuk mengolah data hasil penilaian dari audien sebagai subyek uji coba adalah prosentase. Sedangkan untuk memperoleh data hasil belajar, peneliti juga mengadakan pre test dan post test yang diberikan pada siswa. Dan teknik untuk mengolah hasil pre test dan post test tersebut menggunakan uji t dengan uji coba lapangan menggunakan dengan eksperimen untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan media VCD pembelajaran dengan siswa yang tidak menggunakan VCD pembelajaran.
b. Pengolahan Data Audien Siklus I
Kegiatan yang dilakukan pada siklus I meliputi perencanaan, pelaksanaan, hasil observasi siklus I dan refleksi.
1. Perencanaan Siklus I
             Pada kegiatan ini beberapa hal yang dilakukan peneliti adalah
     1. Menyiapkan rencana pembelajaran, kaset VCD, lembar observasi.
           2. Menyiapkan daftar nama anggota kelompok
           3. Menyiapkan lembar soal pre test
           4. Menyiapkan pedoman wawancara siswa
           5. Menyiapkan lembar angket

        2. Pelaksanaan Siklus I
         Tindakan ini dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 22 juli dan tanggal 24 juli 2006, mulai pukul 06.45-11.30 WIB. Pada tindakan siklus I ini dilakukan dua kali pertemuan sesuai dengan tahapan belajar metode inquiry dengan media VCD pembelajaran, tindakan pertama dilakukan pada hari sabtu tanggal 22 juli 2006 tindakan ini dimulai dengan menginformasikan materi dasar dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai, membangkitkan motivasi siswa tentang pembelajaran pendapatan nasional dan guru menunjuk beberapa contoh yang berkaitan dengan pendapatan nasional dan guru menginformasikan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan, kemudian memberikan soal pre test kepada siswa sebagai tolak ukur untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan mereka tentang materi pendapatan nasional, setelah itu guru  mengumumkan nama-nama anggota kelompok secara langsung yang sudah ditentukan terlebih dahulu, pada waktu guru mengumumkan nama kelompok, siswa tidak boleh protes dengan ketentuan kelompoknya, keputusan nama kelompok tidak boleh diganggu gugat. Dan yang memberikan tindakan adalah guru kelas XI sebagai praktisi yang sebelumnya sudah diberikan arahan oleh peneliti tentang penerapan metode inquiry dengan media VCD pembelajaran.
         Pelaksanaan pembelajaran dibagi kedalam tiga tahap sebagaimana yang terdapat dalam skenario pembelajaran yaitu tahap awal, tahap inti, dan tahap akhir. Pada awal guru menginformasikan materi dasar dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai, selanjutnya guru membangkitkan motivasi siswa tentang pembelajaran pendapatan nasional, guru menunjuk beberapa contoh yang berkaitan dengan pendapatan nasional, guru juga menginformasikan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan dan guru memberikan soal pre test awal untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan mereka tentang pendapatan nasional, setelah itu semua siswa disuruh ke laboratorium untuk melihat VCD yang materinya adalah tentang pendapatan nasional, setelah selesai setiap kelompok diwajibkan untuk menganalisis tentang apa yang telah di lihat tadi dan akan dipresentasikan pada pertemuan selanjutnya dan juga mengisi angket yang telah di sediakan oleh guru.
         Tahap inti, guru praktisi kemudian menyajikan masalah tentang definisi pendapatan nasional, guru juga memberikan soal pre test awal untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan mereka tentang pendapatan nasional, setelah itu semua siswa disuruh ke laboratorium untuk melihat VCD yang materinya adalah tentang pendapatan nasional, guru kemudian memberi contoh gambaran tentang pendapatan nasional dengan cara melihat VCD, guru membiarkan mereka untuk melihat VCD, dan setelah itu guru akan menyajikan data tentang tanggapan 1) responden audien, 2) hasil belajar siswa, untuk mendapat data uji coba media VCD pembelajaran ini, guru menggunakan metode pengumpulan data berupa instrumen dalam bentuk angket untuk satu responden yaitu 1) responden audien atau siswa. Responden audien diperlukan untuk uji coba perorangan sebanyak 3 orang, uji coba kelompok kecil sebanyak 5 orang, setelah selesai setiap kelompok diwajibkan untuk menganalisis tentang apa yang telah di lihat tadi dan akan dipresentasikan pada pertemuan selanjutnya.
Tahap akhir, pada tahap ini guru memberikan penjelasan sedikit tentang definisi pendapatan nasional, kemudian guru bersama-sama siswa mengadakan refleksi tentang proses dan hasil belajar pada hari itu, kemudian siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan tentang pendapatan nasional,setelah itu  guru menutup pertemuan / salam penutup




0 komentar:

Posting Komentar

Informasi Penting, Harap Di Baca !!!

Sahabat mahasiswa seluruh Indonesia ...
Anda tahu, berdasarkan pengalaman saya pada waktu dulu menyusun skripsi, hal yang menyebabkan tidak kunjung selesai adalah kurangnya bahan referensi. untuk mencari referensi biasanya Anda mengunjungi perpustakaan.
Dan ini masalah terbesarnya. Di Perpustakaan Anda tidak bisa meminjam dalam jumlah yang banyak dan dalam waktu lama. belum lagi Anda harus mengetik ulang. Makan waktu kan ? Karena itu, saya ingin membantu anda. Agar anda mudah menemukan Contoh skripsi yang baik, lengkap, dan terpecaya untuk menyelesaikan tugas akhir anda yang sudah di lengkapi dengan judul skripsi, proposal skripsi, metodologi penelitian, bab I sampai daftar pustaka, semua skripsi dalam format .doc sebagai contoh : Skripsi Gratis.doc.
Apa yang anda dapatkan pada paket Download Skripsi:..
UPDATE BULAN MEI 2012
  1. Anda memiliki banyak sekali pilihan Skripsi FULL CONTENT. Semua skripsi lengkap dari BAB Awal sampai BAB Akhir, Proposal, Kesimpulan, Daftar Pustaka, Lampiran, Hasil Penelitian, Toefl, Jurnal, dan File Bertype .DOC / DOCX (Microsoft Word).
  2. Paket DVD terdiri dari 2 pilihan DVD dan lebih dari 4000 skripsi.
  3. Paket 1 DVD Hanya Rp.100.000-,
  4. paket 2 DVD Hanya Rp.150.000-,
  5. Ratusan skripsi sudah dikelompokkan per Jurusan.
  6. Skripsi Jurusan Komputer dan Skripsi Teknik Informatika, di lengkapi Source Code dan Listing Program.
  7. Skripsi dapat langsung anda kembangkan atau hanya sekedar referensi.
  8. Dan tidak ketinggalan Bonus Premium, Bonus Script Bisnis, dan Tutorial Hacking dapat di download pada halaman Member.
Perhatian: Bonus dan Tutorial tidak ada pada DVD. Jadi, hanya dapat didownload pada halaman member. Dalam DVD hanya Khusus Skripsi.
Pesan Sekarang Juga ..
Dengan memesan sekarang juga, anda akan menghemat banyak uang dan waktu, mendapatkan ribuan skripsi terbaru, Tesis Gratis, dan paling lengkap di Indonesia. Anda mendapatkan Paket DVD dan dapat men-Download Langsung pada halaman download. Pesan sekarang juga..
Hanya Dengan..
Rp. 100.000,-
+ Anda Sudah Bisa Memiliki File Ribuan Skripsi +
Anda Mendapatkan Semua Skripsi Terbaru, FULL Pada Paket 1 DVD! Plus Download Bonus Premium Terlengkap Se-Indonesia!
Kata Kunci Pencarian :

Skripsi, Download Skripsi, Contoh Skripsi, Judul Skripsi, Proposal Skripsi, Tugas Akhir, Tesis Gratis, Skripsi Lengkap, Program Skripsi

Copyright : skripsidownloadgratis.blogspot.com